Sejarah Bitcoin Bagian IV : Momen Bersejarah dan Fase Awal Bitcoin
EDUKASI


Genesis Block: Blok Pertama, Pesan Tersembunyi, dan Awal Segalanya
Pada 3 Januari 2009, blok pertama jaringan Bitcoin — yang dikenal sebagai Genesis Block — berhasil ditambang oleh Satoshi Nakamoto. Tidak seperti blok-blok berikutnya, blok ini memiliki pesan tersembunyi:
“The Times 03/Jan/2009 Chancellor on brink of second bailout for banks”
Kalimat itu bukan kebetulan. Ia adalah headline surat kabar Inggris yang menyoroti kegagalan sistem perbankan tradisional. Pesan ini dianggap sebagai pernyataan ideologis: bahwa Bitcoin lahir sebagai reaksi terhadap sistem keuangan yang dianggap rusak dan tak adil.
Genesis Block adalah titik nol dari blockchain Bitcoin — dan secara simbolik, titik awal dari revolusi finansial berbasis teknologi.
Bitcoin Pizza Day: Saat 10.000 BTC Bernilai Dua Pizza
Tanggal 22 Mei 2010 adalah hari yang kini dikenal sebagai Bitcoin Pizza Day. Pada hari itu, seorang pengguna Bitcoin bernama Laszlo Hanyecz membeli dua loyang pizza dengan harga 10.000 BTC — yang saat itu bernilai sekitar $41.
Transaksi ini dianggap sebagai pembelian barang nyata pertama dengan Bitcoin, dan menjadi tonggak sejarah karena membuktikan bahwa Bitcoin memiliki nilai tukar di dunia nyata, bukan sekadar eksperimen teknis.
Hari ini, 10.000 BTC bernilai ratusan juta dolar — menjadikan dua pizza itu sebagai makanan termahal dalam sejarah modern. Namun, tanpa pengorbanan kecil dari Laszlo, mungkin dunia tak akan menganggap serius nilai praktis Bitcoin.
Demam BTC: Lahirnya Industri Mining
Pada awalnya, Bitcoin bisa ditambang menggunakan laptop biasa. Tapi setelah orang menyadari bahwa mining menghasilkan BTC sebagai imbalan, persaingan pun dimulai. Dari CPU, lalu GPU, kemudian ASIC (Application-Specific Integrated Circuit) — perangkat keras khusus yang dirancang hanya untuk menambang Bitcoin.
Lahirnya industri mining menandai transformasi Bitcoin dari proyek komunitas menjadi ekonomi digital penuh. Pool mining bermunculan, pusat data dibangun, bahkan negara-negara tertentu menjadi lokasi populer karena listrik murah.
Namun di sisi lain, hal ini juga memicu perdebatan tentang sentralisasi hash power, konsumsi energi, dan kelestarian lingkungan.
Silk Road: Bayangan Gelap di Balik Bitcoin
Bitcoin segera menemukan penggunaan yang luas — termasuk di pasar gelap digital. Pada 2011, situs bernama Silk Road muncul di darknet sebagai marketplace anonim untuk transaksi barang ilegal, terutama narkotika. Metodenya sederhana: semua pembayaran menggunakan Bitcoin.
Silk Road menciptakan persepsi negatif awal terhadap Bitcoin, yang dianggap sebagai “uang kriminal.” Namun, ia juga membuktikan satu hal penting: sistem Bitcoin tahan sensor. Tak ada bank yang bisa memblokir transaksi. Tak ada lembaga yang bisa menyita akun.
Pada akhirnya, FBI menutup Silk Road dan menangkap pendirinya, Ross Ulbricht. Tapi dari insiden itu, Bitcoin mendapat reputasi sebagai mata uang bebas sensor — baik untuk kebaikan maupun kejahatan.
Satoshi Menghilang: Bitcoin Jadi Milik Komunitas
Setelah membangun dasar-dasar sistem dan berdiskusi aktif di forum selama dua tahun, Satoshi Nakamoto menghilang pada akhir 2010–2011. Dalam pesan terakhirnya, ia menyatakan bahwa Bitcoin “sudah ada di tangan yang baik.”
Ia menyerahkan kendali pengembangan kepada para developer lain seperti Gavin Andresen, lalu benar-benar menghilang dari dunia maya. Hingga hari ini, identitas asli Satoshi tetap menjadi misteri.
Namun, kepergian Satoshi memiliki makna besar: Bitcoin tidak dimiliki siapa pun. Tidak ada CEO, tidak ada badan pusat, dan tidak ada wajah tunggal yang bisa diserang. Ini adalah jaringan milik semua orang, dan tetap berjalan meski penciptanya sudah tak ada.